Perang Teluk adalah konflik kepentingan di Teluk Persia terjadi pada dunia mutakhir ini. Kepentingan yang sangat jelas adalah kepentingan terhadap minyak. Teluk yang dimaksud disini adalah Teluk Persia. Perang Teluk berlangsung sebanyak 3 kali, yakni Perang Teluk I (1980-1988), Perang Teluk II (1990) dan Perang Teluk III (2003). Kesemua perang melibatkan Irak, yang merupakan negara yang berada di sekitar Teluk Persia dengan negara-negara yang dibantu oleh negara Super Power saat itu, Amerika Serikat. Amerika Serikat selalu ikut campur dengan dalih melindungi warga negaranya. Penyebab dari perang berbeda-beda akan tetapi secara garis besar berkaitan dengan ekonomi.
Perang Teluk 1
Perang Teluk I merupakan perang antara sesama negara Teluk Persia, yakni dua negara yang saling berdekatan antara Irak dengan Iran. Latar belakang dari perang Teluk I yaitu:
Adanya Revolusi Islam Iran (1979) yaitu peristiwa jatuhnya rezim Syah Reza Pahlevi oleh kaum Syiah yang dipimpin oleh Ayatullah Khoemeni. Ayatullah Khoemeni menyerukan untuk menyebarkan ajaran Syiah ke berbagai negara. Hal ini membuat Irak, yang sebagian penduduknya menganut Syiah, merasa terancam. Oleh karena itu pada Perang Teluk I, Irak mendapatkan dukungan dari berbagai negara Islam yang menentang Syiah.
Antara bangsa Arab dan bangsa Persia selalu ada persaingan dan ketegangan. Yang satu tidak dapat menerima keunggulan atau dominasi yang lain. Ego yang terlalu besar ini disebabkan oleh keinginan kedua negara menjadi pemimpin dunia Arab.
Masalah minoritas Etnis. Pada jaman Shah Iran mendukung perjuangan otonomi suku kurdi di Irak, sedangkan Irak mendukung minoritas Arab di Iran yang memperjuangkan kebebasan yang lebih besar atau bahkan pemisahan.
Adanya keinginan antara Irak dan Iran untuk menguasai Shatt Al Arab, yaitu jalur perairan strategis yang memisahkan Iran dengan Iran menuju Teluk Persia. Baik Irak maupun Iran mengekspor minyaknya melalui jalur tersebut.
Perang Teluk II
Pada awalnya Perang Teluk II (1990) merupakan invasi dari Irak ke negara tetangganya, Kuwait. Namun pada akhirnya perang meluas dengan keterlibatan Amerika Serikat dengan Sukutunya untuk membantu Kuwait. Sebab terjadinya perang Teluk II antara lain:
Secara historis, Kuwait adalah wilayah Irak (dulu Mesopotamia) sehingga sampai 1990 Irak secara konstitusional tidak mengakui Negara Kuwait. Ketika Kuwait memproklamasikan diri tahun 1961, Irak tidak mengikutinya. Dengan demikian, posisi Kuwait tetap menjadi wilayah kekuasaan Irak.
Ekonomi Irak pasca Perang Teluk I sangat parah, banyak hutang luar negeri yang ditanggungnya dan ditambah banyak ladang-ladang minyak Irak yang rusak akibat perang. Untuk mengatasi masalah ekonomi, Saddam Hussein meminta bantuan kepada Arab Saudi dan Kuwait serta kepada Kuwait diharapkan hutang dibebaskan.
Di samping itu, factor ekonomi yang menyebabkan invansi Irak ke Kuwait adalah adanya tuduhan Irak bahwa Kuwait telah mencuri minyak Irak (di daerah Rumaillah, yamg dipersengketakan Irak-Kuwait). Selain itu, Kuwait bersama Uni Emirat Arab telah memukul dari belakang dengan membanjiri minyak dunia yang mengakibatkan kerugian di pihak Baghdad. Akibat pelanggaran kuota OPEC yang dilakukan Kuwait dan UEA, harga minyak pada tahun 1990 sempat anjlok. Hal ini sangat memukul Irak sebagai Negara yang sangat mengandalkan minyak sebagai komoditi utama.
Faktor lain yang menyebabkan terjadinya pencaplokan Irak atas Kuwait ialah ambisi Saddam Hussein untuk menjadi pimpinan Arab. Saddam Hussei tidak pernah menyembunyikan ambisinya menjadi orang “terkuat, terbesar, dan terhebat” di Timur Tengah.
Perang Teluk III
Perang Teluk III (2003) merupakan bentuk arogansi Amerika Serikat. Pada tahun tersebut, Amerika Serikat dengan negara sekutunya melakukan serangan terhadap Irak. Penyebab terjadi Perang Teluk III antara lain:
Adanya dugaan Amerika Serikat, bahwa Irang memiliki senjata pemusnah massal yang sangat membahayakan dunia. Pasca perang tidak pernah ditemukan senjata tersebut.
Keinginan Amerika Serikat untuk membantu rakyat Irak melepaskan diri dari rezim otoriter Saddam Husein. Amerika Serikat berkeinginan untuk menyebarkan faham demokrasi di negara Timur Tengah yang mereka anggap sebagai negara-negara yang otoriter.
Melindungi Sekutu Amerika Serikat di Timur Tengah, yakni Israel. Irak yang notabene beragama Islam sering memberikan ancaman kepada Israel yang berbuat sewenang wenang terhadap Palestina.
Perang Teluk III merupakan kampanye dari George Bush guna mendapatkan simpati dari penduduk Amerika Serikat.
Itu semua merupakan penyebab terjadinya Perang Teluk. Meski kini Saddam husein sudah tidak lagi, tidak menutup kemungkinan akan kembali terjadi perang-perang selanjutnya di Teluk Persia. Hal ini dikarenakan daya tarik yang sangat luar biasa dari negara Timur Tengah, yakni Minyak.
Tuesday, August 22, 2017
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment