Pages

Banner 468 x 60px

Musyawarah Guru Mata Pelajaran Sejarah SMA Kabupaten Timor Tengah Selatan
 

Wednesday, August 15, 2018

Mengenal Api Manusia Masa Praaksara

0 komentar
Mengenal API Manusia Pada Masa Praaksara Api merupakan penemuan paling penting pada tahap kehidupan manusia purba. Bagaimana tidak? Api merupakan sumber utama selain air untuk menjamin kemudahan hidup manusia purba. Bagi manusia saat ini, api merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia. Api sangat dibutuhkan manusia sebagai penerangan sebelum listrik ditemukan. Api juga sangat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari misalnya untuk kegiatan memasak, penerangan, sekaligus sebagai penghangat ruangan. Lalu bagaimana manusia purba pertama kali mengenal api? Berdasarkan data arkeologi, penemuan api telah terjadi sejak 400.000 tahun yang lalu pada periode manusia Homo Erectus. Pada mulanya, manusia membuat api dengan dengan cara membenturkan batu dengan batu lainnya sehingga menghasilkan percikan api. Percikan tersebut kemudian ditangkap dengan dedaunan kering, lumut atau material kering lainnya sehingga menghasilkan api. Setelah api membesar, mereka menggunakan api tersebut sesuai dengan kebutuhan mereka. Selain itu manusia purba membuat api juga bisa dilakukan dengan menggosok suatu benda dengan benda lainnya, baik secara berputar, berulang, atau bolak balik. Misalnya sepotong kayu keras digosokkan dengan kayu lainnya akan menghasilkan panas karena gesekan. Gesekan yang terus menerus akan menimbulkan panas, selanjutnya menghasilkan api berupa percikan yang dimulai biasanya dengan munculnya kepulan asap. Dengan proses yang sama dengan menangkap api tersebut dengan material yang mudah terbakar, mereka menggunakannya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka. Adapun manfaat api bagi manusia pra aksara antara lain; a. Menghangatkan diri dari cuaca dingin. b. Dengan api kehidupan lebih bervariasi dan berbagai kemajuan akan tercapai. c. Memperkenalkan manusia pada teknologi memasak makanan, yakni memasak dengan cara membakar dan menggunakan bumbu / ramuan tertentu. d. Api digunakan sebagai senjata untuk mengusir binatang buas. e. Api dapat dijadikan sumber penerangan. f. Api dapat digunakan untuk membuka lahan pertanian dengan cara slash and burn ( menebang pohon di hutan kemudian membakarnya untuk dijadikan tanah garapan. Demikian sekilas informasi tentang bagaimana manusia purba pada zaman dahulu mengenal dan memanfaatkan api. Semoga kita mampu mengambil manfaat dari kehidupan pada zaman dahulu.
Read more...

Manusia Purba Di Indonesia

0 komentar
Read more...

Sunday, April 15, 2018

Sejarah Masuknya Islam Ke Nusantara

0 komentar

Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia Rangkuman Lengkap
Seperti yang kita ketahui, Indonesia adalah negara dengan mayoritas penduduknya merupakan penganut agama Islam. Berdasarkan sensus penduduk yang dilakukan pemerintah pada tahun 2010, jumlah umat Islam di Indonesia yaitu lebih dari 200 juta orang. Tentu kita sebagai orang Indonesia yang beragama Islam harus tau mengenai sejarah masuknya agama Islam di Indonesia. Oleh sebab itu, penulis pada kesempatan kali ini akan mengulas mengenai Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia.

Banyaknya umat Islam yang ada di Indonesia tentu tidak muncul dengan sendirinya, tetapi melalui sejarah yang panjang dan perkembangan yang begitu lama. Sub tema yang akan kita bahas mengenai artikel sejarah masuknya Islam ke Indonesia meliputi : teori, proses, jalur masuk, persebaran dan bukti masuknya Islam ke Indonesia. Pembahasan kali ini merupakan rangkuman dari beberapa sumber buku yang berkaitan dengan sejarah masuknya Islam di Indonesia.
Sejarah Masuknya Islam di Indonesia
Sejarah Masuknya Islam di Indonesia
Kapan sebenarnya agama Islam masuk ke wilayah Indonesia? banyak sekali para ahli sejarah yang berusaha untuk menguak misteri mengenai waktu yang benar masuknya Islam di Indonesia. Perbedaan pendapat mengenai hal tahun masuknya agama Islam pun tidak dapat dihindarkan, para ahli memiliki pendapat dan bukti yang kuat untuk mempertahankan argumennya. Berikut ini beberapa pendapat mengenai kapan masuknya Islam di Indonesia.
1. Masuknya Agama Islam ke Indonesia pada Abad ke 7
Sejarah masuknya Islam ke Indonesia pada abad ke 7 merupakan salah satu pendapat dari para ahli berdasarkan beberapa bukti yang berhasil ditemukan. Berdasarkan berita dari para pedagang Arab, ternyata pada abad ke 7 mereka sudah menjalin hubungan perdagangan di wilayah Nusantara. Meraka menjalin hubungan dagang dengan kerajaan di Sumatera yang telah berdiri pada abad tersebut yakni Kerajaan Sriwijaya.

Selain itu, mereka berpendapat bahwa daerah di Sumatera Utara atau saat itu merupakan wilayah yang kemudian menjadi Kerajaan Samudra Pasai merupakan pintu gerbang bagi para pedagang dari Arab. Bukti mengenai sejarah masuknya Islam ke Indonesia pada abad ke 7 juga berasal dari berita Cina / Tiongkok. Dalam berita tersebut dijelaskan bahwa orang-orang dari bangsa Persia dan Arab melakukan serangan terhadap pemerintahan Ratu Sima yang berlangsung pada Kerajaan Kaling pada tahun 674 M.
2. Masuknya Agama Islam ke Indonesia pada Abad ke 11
Selain abad ke 7, para ahli sejarah juga berpendapat bahwa masuknya Islam ke Indonesia terjadi pada abad ke 11. Pendapat tersebut berdasarkan bukti yang berhasil ditemukan yaitu sebuah batu nisan bersejarah di Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Batu nisan tersebut merupakan batu nisan dari Fatimah Binti Maimun. Angka tahun yang tercantum pada batu nisan tersebut yaitu tahun 1082 M.
3. Masuknya Agama Islam ke Indonesia pada Abad ke 13
Pendapat dari para ahli mengenai kapan sejarah masuknya Islam ke Indonesia yang ke 3 yakni terjadi pada abad ke 11. Bukti yang menjadi dasar agama Islam masuk ke Indonesia pada abad tersebut meliputi : berita dari Marcopolo, runtuhnya Dinasti Abassiah pada tahun 1258, berita dari Ibnu Batutah tahun 1345, dan peninggalan batu nisan dari Sultan Malik As Saleh (Kerajaan Samudra Pasai). Itulah ketiga pendapat terkait kapan sejarah masuknya Islam di Indonesia yang perlu kita ketahui.
Teori Masuknya Islam ke Indonesia
Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia tidak terlepas dari teori-teori yang mendukungnya. Berikut ini pendapat dari beberapa tokoh terkait dengan Teori Masuknya Islam ke Indonesia.
1. Teori Gujarat
Teori Gujarat merupakan pendapat dari tokoh yang bernama J Pijnapel dan Snouck Hurgronje. Mereka berpendapat bahwa sejarah masuknya Islam ke Indonesia terjadi pada abad ke 13, agama Islam yang ada di Nusantara berasal dari Gujarat, India. Teori Gujarat dikuatkan dari bukti yang berhasil ditemukan yaitu batu nisan Malik As Saleh. Selain itu, teori ini dikuatkan dengan miripnya ajaran agama Islam di Indonesia dengan Islam di Asia Selatan yakni ajaran Tasawuf.
2. Teori Persia
Pelopor teori ini bernama Hoessein Djajadiningrat, ia berpendapat bahwa sejarah masuknya Islam ke Indonesia merupakan berasal dari Persia. Orang-orang persia berdatangan ke Nusantara untuk melakukan perdagangan sekaligus menyebarkan agama Islam. Masuknya para pedagang Persia untuk menyebarkan pengaruh agama Islam tersebut terjadi pada abad ke 12. Bukti yang menjadi dasar dalam teori persia adalah adanya keberadaan aliran Syiah saat awal-awal Islam masuk ke Indonesia. Selain itu, terdapat kesamaan tradisi dan budaya Islam di Indonesia dan Persia, contohnya tradisi peringatan 10 Muharam.
3. Teori Makkah / Arab
Pada teori ini dijelaskan bahwa sejarah masuknya Islam ke Indonesia berasal dari Makkah dan Madinah. Dalam teori ini dijelaskan bahwa Islam masuk ke wilayah Indonesia terjadi pada abad ke 7 M. Dasar / bukti yang menguatkan Teori Makkah yaitu adanya perkampungan Islam yang terdapat di Sumatera Utara, tepatnya di Pantai Barus atau lebih dikenal dengan Bandar Khalifah. Bukti mengenai perkampungan tersebut berasal dari berita Cina yang dibuat oleh Chu Fan Chi. Orang-orang dari Arab tersebut selain melakukan perdagangan juga menyebarkan agama Islam, kemudian mereka membuat perkampungan Islam di daerah tersebut.

Sumber Sejarah Masuknya Islam ke Nusantara
Sumber sejarah masuknya Islam ke Indonesia dapat kita ketahui dari 2 sumber yaitu sumber Internal (sumber dari dalam negeri) dan Eksternal (sumber dari luar negeri). Berikut ini penjelasan dari kedua sumber sejarah tersebut. 

1. Sumber Internal Masuknya Islam ke Indonesia

Sumber dari dalam negeri terkait dengan sejarah masuknya Islam ke Indonesia berupa bukti-bukti yang berhasil ditemukan. Berikut ini bukti mengenai masuknya Islam ke Indonesia, antara lain :
  • Bukti berupa Makam dari Sultan Malik As Saleh yang ber-angka tahun 1297
  • Bukti berupa Batu Nisan dari Fatimah Binti Maimun yang ditemukan di Gresik dengan tulisan Arab, berangka tahun 1028.
  • Bukti ke tiga yaitu berupa Makam dari Syeh Ibrahim.
2. Sumber Eksternal Masuknya Islam ke Indonesia

Sumber dari luar mengenai sejarah masuknya Islam ke Indonesia yaitu berupa beberapa bukti berita meliputi : berita Cina, Eropa, India, dan Arab. Berikut ini sedikit penjelasan mengenai berita-berita tersebut.
  • Berita dari Cina : Berita dari cina berisi mengenai sudah adanya para pedagang Islam di daerah Pantura (pantai utara) Jawa pada abad ke 14 Masehi. Berita ini merupakan catatan dari sekertaris laksamana Cheng Ho yang pernah mengelilingi dunia.
  • Berita dari Eropa : Berita ini berasal dari catatan orang Eropa yang pernah singgah di Nusantara pada tahun 1929 yakni bernama Marcopolo. Ia pernah singgah di Kerajaan Perlak dan menemukan perkampungan dengan penduduk penganut agama Islam.
  • Berita dari India : Dalam berita ini dijelaskan bahwa orang-orang Islam dari Gujarat, India mereka menjalin hubungan perdagangan di Nusantara. Selain melakukan perdagangan, mereka juga menyebarkan agama Islam.
  • Berita dari Arab : Dalam berita ini dijelaskan bahwa sejarah masuknya Islam ke Indonesia terjadi pada abad ke 7 Masehi atau tepatnya pada masa Kerajaan Sriwijaya di Sumatera. Hal ini dibuktikan dari adanya kampung muslim di daerah tersebut.
Sejarah Penyebaran Islam di Indonesia
Siapa yang menyebarkan agama Islam di Indonesia? tokoh-tokoh penyebar agama Islam di Indonesia adalah para pedagang yang berasal dari Arab. Penyebaran Islam di Indonesia yang dilakukan oleh pedagang Arab tersebut dibantu oleh para pedagang dari India dan Persia. Kapan masuknya Islam di Indonesia? Agama Islam mulai masuk ke Indonesia pada abad ke 7 Masehi. Pada saat itu hanya sebagian penduduk yang mau bersedia menganut agama Islam. Hal ini karena penduduk masih berada dalam kekuasaan kerajaan Hindu atau pun kerajaan Budha.

Penyebaran Islam di Indonesia berlangsung selama 6 abad, yakni dari abad ke 7 Masehi sampai abad ke 13 Masehi. Para pedagang dari luar tersebut menyebarkan agama Islam di daerah-daerah tempat mereka melakukan transaksi perdagangan atau daerah tepi pantai.

Setelah kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha mulai runtuh, antara lain kerajaan Sriwijaya dan kerajaan Majapahit. Agama Islam kemudian menyebar secara luas di Nusantara, ditambah lagi bermunculan kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam di Nusantara seperti Kerajaan Samudra Pasai, Malaka, Demak, dll. Melalui kerajaan Islam tersebut agama Islam semakin berkembang pesat dan tidak hanya dianut oleh penduduk yang berada di pesisir pantau, tetapi menyebar sampai ke pelosok / pedalaman.
Saluran Penyebaran Islam di Indonesia


Pada perkembangannya, proses sejarah masuknya Islam di Indonesia dilalui secara damai dan dapat menyatu dengan adat istiadat yang sudah ada di dalam masyarakat. Penyebaran Islam di Indonesia melalui beberapa saluran, meliputi : perdagangan, kesenian, perkawinan dan pendidikan. Berikut ini penjelasannya..

1. Perdagangan
Seperti yang kita ketahui, saat itu Indonesia merupakan surganya para pencari rempah-rempah bagi para pedagang-pedagang dari luar. Dari perdagangan tersebut terdapat pedagang muslim baik dari Arab maupun dari India. Selain melakukan perdagangan, mereka juga menyebarkan agama Islam sehingga muslim di Nusantara semakin banyak dan kemudian membentuk sebuah perkampungan muslim. Dari hal tersebut, perdagangan merupakan salah satu faktor penting yang menyebabkan masuknya Islam di Indonesia pada saat itu.

2. Kesenian
Salah satu contoh kesenian penting yang menyebabkan cepat berkembang dan masuknya Islam di Indonesia adalah kesenian Wayang. Pada saat itu, Sunan Kalijaga menyebarkan agama Islam dengan bantuan kesenian Wayang. Ia mengadakan pementasan wayang dan sekaligus sebagai tempat untuk berdakwah agama Islam atau lebih tepatnya mengenalkan agama Islam ke Masyarakat.

3. Perkawinan
Para pedagang muslim yang singgah di Nusantara membutuhkan beberapa bulan untuk kembali ke daerahnya, hal ini dikarenakan saat itu mereka menggunakan kapal dengan bantuan arah angin sehingga menunggu arah angin yang tepat untuk kembali. Dari sini kita dapat menganalisis bahwa beberapa pedagang melakukan perkawinan dengan penduduk pribumi sehingga masuknya Islam di Indonesia semakin berkembang pesat. 

4. Pendidikan
Perkembangan Islam semakin cepat karena fasilitas pendidikan berupa pesantren mulai dibentuk. Para santri yang berhasil lulus di pesantren tersebut kemudian kembali ke daerah asalnya dan menyebarkan agama Islam.
Alasan Agama Islam Mudah Diterima Masyarakat Indonesia
Proses penyebaran Islam yang berlangsung di Indonesia (Nusantara saat itu) terjadi sangat cepat. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor, meliputi:
  • Pertama, syarat masuk Islam sangat mudah, yaitu dengan mengucapkan kalimat syahadat.
  • Kedua, pelaksanaan ibadah sangat sederhana dan tanpa mengeluarkan biaya.
  • Ketiga, aturan dalam agama islam sifatnya tidak memaksa.
  • Keempat, agama islam tidak mengenal sistem kasta pada penganutnya, jadi kedudukan semua orang sejajar atau sama rata.
  • Kelima, penyebaran agama Islam di Indonesia dilakukan dengan cara damai.
  • Keenam, runtuhnya kerajaan besar saat itu yang menganut agama Hindu-Budha yakni kerajaan Majapahit.
Demikian pembahasan mengenai Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia Lengkap, semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan kita. Baca juga artikel sejarah menarik lainnya, Terimakasih

Share ke teman kamu :D
By : Tanel Nokas

Read more...

Tuesday, March 6, 2018

Lahirnya Agama Hindu dan Buddha

0 komentar

Lahirnya Agama Hindu dan Buddha

Lahirnya Agama Hindu

Pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan Hindu di India berkaitan dengan sistem kepercayaan bangsa Arya yang masuk ke India pada 1500 SM. Kebudayaan Arya berkembang di Lembah Sungai Indus India. Bangsa Arya mengembangkan system  kepercayaan dan sistem kemasyarakatan yang sesuai dengan tradisi yang dimilikinya. Sistem kepercayaan itu berupa penyembahan terhadap banyak dewa yang dipimpin oleh golongan pendeta atau Brahmana. Keyakinan bangsa Arya terhadap kepemimpinan kaum Brahmana dalam melakukan upacara ini melahirkan kepercayaan terhadap Brahmanisme. Selanjutnya, golongan ini juga menulis ajaran mereka dalam kitab-kitab suci yang menjadi standar pelaksanaan upacara-upacara keagamaan. Kitab suci agama Hindu disebut Weda (Veda), artinya pengetahuan tentang agama. Sanusi Pane dalam bukunya Sejarah Indonesia menjelaskan tentang Weda terdiri dari 4 buah kitab, yaitu:
Ø  Rigweda. Rigweda adalah kitab yang berisi tentang ajaran-ajaran Hindu. Rigweda merupakan kitab yang tertua dan kemungkinan muncul pada waktu bangsa Arya masih berada di daerah Punjab.
Ø  Samaweda. Samaweda adalah kitab yang berisi nyanyian-nyanyian pujaan yang wajib dilakukan ketika upacara agama.
Ø  Yajurweda. Yajurweda adalah kitab yang berisi dosa-doa yang dibacakan ketika diselenggarakan upacara agama. Munculnya kitab ini diperkirakan ketika bangsa Arya mengusai daerah Gangga Tengah.
Ø  Atharwaweda. Atharwaweda adalah kitab yang berisi doa-doa untuk menyembuhkan penyakit, doa untuk memerangi raksasa. Doa-doa atau mantera pada kitab ini muncul setelah bangsa Arya berhasil menguasai daerah Gangga Hilir.
Agama Hindu bersifat Politheisme, yaitu percaya terhadap banyak dewa yang masing-masing dewa memiliki peranan dalam kehidupan masyarakat. Ada tiga dewa utama dalam agama Hindu yang disebut Trimurti terdiri dari Dewa Brahma (dewa pencipta), Dewa Wisnu (dewa pelindung), dan Dewa Siwa (dewa perusak). Sistem kemasyarakatan yang dikembangkan oleh bangsa Arya adalah sistem kasta. Sistem kasta mengatur hubungan sosial bangsa Arya dengan bangsa-bangsa yang ditaklukkannya. Sistem ini membedakan masyarakat berdasarkan fungsinya. Golongan Brahmana (pendeta) menduduki golongan pertama. Kesatria (bangsawan, prajurit) menduduki golongan kedua. Waisya (pedagang dan petani) menduduki golongan ketiga, sedangkan Sudra (rakyat biasa) menduduki golongan terendah atau golongan keempat. Sistem kepercayaan dan kasta menjadi dasar terbentuknya kepercayaan terhadap Hinduisme. Penggolongan seperti inilah yang disebut caturwarna.

Lahirnya Agama Buddha
Agama Buddha lahir sekitar abad ke-5 SM. Agama ini lahir sebagai reaksi terhadap agama Hindu terutama karena keberadaan kasta. Pembawa agama Buddha adalah Sidharta Gautama (563-486 SM), seorang putra dari Raja Suddhodana dari Kerajaan Kosala di Kapilawastu. Untuk mencari pencerahan hidup, ia meninggalkan Istana Kapilawastu dan menuju ke tengah hutan di Bodh Gaya. Ia bertapa di bawah pohon (semacam pohon beringin) dan akhirnya mendapatkan bodhi, yaitu semacam penerangan atau kesadaran yang sempurna. Pohon itu kemudian dikenal dengan pohon bodhi. Sejak saat itu, Sidharta Gautama dikenal sebagai Sang Buddha, artinya yang disinari. Peristiwa ini terjadi pada tahun 531 SM. Usia Sidharta waktu itu kurang lebih 35 tahun. Wejangan yang pertama disampaikan di Taman Rusa di Desa Sarnath.
Dalam ajaran Buddha manusia akan lahir berkali-kali (reinkarnasi). Hidup adalah samsara, menderita, dan tidak menyenangkan. Menurut ajaran Buddha, hidup manusia adalah menderita, disebabkan karena adanya tresna atau cinta, yaitu cinta (hasrat/nafsu) akan kehidupan. Penderitaan dapat dihentikan, caranya adalah dengan menindas tresna melalui delapan jalan  (astawida), yakni pemandangan (ajaran) yang benar, niat atau sikap yang benar, perkataan yang benar, tingkah laku yang benar, penghidupan (mata pencaharian) yang benar, usaha yang benar, perhatian yang benar, dan semadi yang benar.


Read more...

Teori masuknya Pengaruh Agama Hindu-Budha di Nusantara

0 komentar
Teori masuknya Pengaruh Agama Hindu-Budha di Nusantara


Masuknya agama dan kebudayaan Hindu Budha di Indonesia pada masa lampau telah banyak mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat nusantara. Kendati demikian, kisah tentang bagaimana proses masuknya agama dan kebudayaan ini di masa lampau masih menjadi misteri. Dugaan-dugaan yang diutarakan para ahli tentang teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia berdasarkan bukti-bukti yang ditemukannya masing-masing juga ada banyak sekali. Berikut ini dugaan dan teori-teori tersebut seperti kami kutip dari buku Pengetahuan Sosial Sejarah terbitan PT Tiga Serangkai tahun 2011.
Teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia yang dikemukakan para ahli sejarah umumnya terbagi menjadi 2 pendapat. 

  1. Pendapat pertama menyebutkan bahwa dalam proses masuknya kedua agama ini, bangsa Indonesia hanya berperan pasif. Bangsa Indonesia dianggap hanya sekedar menerima budaya dan agama dari India. Ada 3 teori yang menyokong pendapat ini yaitu teori Brahmana, teori Waisya, dan teori Ksatria.
  2. Pendapat kedua menyebutkan bahwa banga Indonesia juga bersifat aktif dalam proses penerimaan agama dan kebudayaan Hindu Budha. Dua teori yang menyokong pendapat ini adalah teori arus balik dan teori Sudra.
Teori-teori tersebut antara lain sebagai beikut;

1. Teori Brahmana oleh Jc.Van Leur

Teori Brahmana adalah teori yang menyatakan bahwa masuknya Hindu Budha ke Indonesia dibawa oleh para Brahmana atau golongan pemuka agama di India. Teori ini dilandaskan pada prasasti-prasasti peninggalan kerajaan Hindu Budha di Indonesia pada masa lampau yang hampir semuanya menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Saksekerta. Di India, aksara dan bahasa ini hanya dikuasai oleh golongan Brahmana.
Selain itu, teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia karena peran serta golongan Brahmana juga didukung oleh kebiasaan ajaran Hindu. Seperti diketahui bahwa ajaran Hindu yang utuh dan benar hanya boleh dipahami oleh para Brahmana. Pada masa itu, hanya orang-orang golongan Brahmana-lah yang dianggap berhak menyebarkan ajaran Hindu. Para Brahmana diundang ke Nusantara oleh para kepala suku untuk menyebarkan ajarannya pada masyarakatnya yang masih memiliki kepercayaan animisme dan dinamisme.

2. Teori Waisya oleh NJ. Krom

Teori Waisya menyatakan bahwa terjadinya penyebaran agama Hindu Budha di Indonesia adalah berkat peran serta golongan Waisya (pedagang) yang merupakan golongan terbesar masyarakat India yang berinteraksi dengan masyarakat nusantara. Dalam teori ini, para pedagang India dianggap telah memperkenalkan kebudayaan Hindu dan Budha pada masyarakat lokal ketika mereka melakukan aktivitas perdagangan. 
Karena pada saat itu pelayaran sangat bergantung pada musim angin, maka dalam beberapa waktu mereka akan menetap di kepulauan Nusantara hingga angin laut yang akan membawa mereka kembali ke India berhembus. Selama menetap, para pedagang India ini juga melakukan dakwahnya pada masyarakat lokal Indonesia.

3. Teori Ksatria oleh C.C. Berg, Mookerji, dan J.L. Moens

Dalam teori Ksatria, penyebaran agama dan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia pada masa lalu dilakukan oleh golongan ksatria. Menurut teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia satu ini, sejarah penyebaran Hindu Budha di kepulauan nusantara tidak bisa dilepaskan dari sejarah kebudayaan India pada periode yang sama. Seperti diketahui bahwa di awal abad ke 2 Masehi, kerajaan-kerajaan di India mengalami keruntuhan karena perebutan kekuasaan. Penguasa-penguasa dari golongan ksatria di kerajaan-kerajaan yang kalah perang pada masa itu dianggap melarikan diri ke Nusantara. Di Indonesia mereka kemudian mendirikan koloni dan kerajaan-kerajaan barunya yang bercorak Hindu dan Budha. Dalam perkembangannya, mereka pun kemudian menyebarkan ajaran dan kebudayaan kedua agama tersebut pada masyarakat lokal di nusantara.

4. Teori Arus Balik (Nasional) oleh F.D.K Bosch

Teori arus balik menjelaskan bahwa penyebaran Hindu Budha di Indonesia terjadi karena peran aktif masyarakat Indonesia di masa silam. Menurut Bosch, pengenalan Hindu Budha pertama kali memang dibawa oleh orang-orang India. Mereka menyebarkan ajaran ini pada segelintir orang, hingga pada akhirnya orang-orang tersebut tertarik untuk mempelajari kedua agama ini secara langsung dari negeri asalnya, India. Mereka berangkat dan menimba ilmu di sana dan sekembalinya ke Indonesia, mereka kemudian mengajarkan apa yang diperolehnya pada masyarakat Nusantara lainnya.

5. Teori Sudra oleh van Faber


Teori Sudra menjelaskan bahwa penyebaran agama dan kebudayaan Hindu Budha di Indonesia diawali oleh para kaum sudra atau budak yang bermigrasi ke wilayah Nusantara. Mereka menetap dan menyebarkan ajaran agama mereka pada masyarakat pribumi hingga terjadilah perkembangan yang signifikan terhadap arah kepercayaan mereka yang awalnya animisme dan dinamisme menjadi percaya pada ajaran Hindu dan Budha. 

Nah, demikianlah beberapa teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia beserta bukti-bukti sejarahnya. Dari kelima teori tersebut, teori Brahmana yang dikemukakan oleh Jc.Van Leur dianggap sebagai teori terkuat karena ditunjang oleh bukti-bukti yang nyata. Demikian semoga bermanfaat.
Read more...