Mengenal API Manusia Pada Masa Praaksara
Api merupakan penemuan paling penting pada tahap kehidupan manusia purba. Bagaimana tidak? Api merupakan sumber utama selain air untuk menjamin kemudahan hidup manusia purba. Bagi manusia saat ini, api merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia. Api sangat dibutuhkan manusia sebagai penerangan sebelum listrik ditemukan. Api juga sangat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari misalnya untuk kegiatan memasak, penerangan, sekaligus sebagai penghangat ruangan.
Lalu bagaimana manusia purba pertama kali mengenal api? Berdasarkan data arkeologi, penemuan api telah terjadi sejak 400.000 tahun yang lalu pada periode manusia Homo Erectus. Pada mulanya, manusia membuat api dengan dengan cara membenturkan batu dengan batu lainnya sehingga menghasilkan percikan api. Percikan tersebut kemudian ditangkap dengan dedaunan kering, lumut atau material kering lainnya sehingga menghasilkan api. Setelah api membesar, mereka menggunakan api tersebut sesuai dengan kebutuhan mereka. Selain itu manusia purba membuat api juga bisa dilakukan dengan menggosok suatu benda dengan benda lainnya, baik secara berputar, berulang, atau bolak balik. Misalnya sepotong kayu keras digosokkan dengan kayu lainnya akan menghasilkan panas karena gesekan. Gesekan yang terus menerus akan menimbulkan panas, selanjutnya menghasilkan api berupa percikan yang dimulai biasanya dengan munculnya kepulan asap. Dengan proses yang sama dengan menangkap api tersebut dengan material yang mudah terbakar, mereka menggunakannya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka.
Adapun manfaat api bagi manusia pra aksara antara lain;
a. Menghangatkan diri dari cuaca dingin.
b. Dengan api kehidupan lebih bervariasi dan berbagai kemajuan akan tercapai.
c. Memperkenalkan manusia pada teknologi memasak makanan, yakni memasak dengan cara membakar dan menggunakan bumbu / ramuan tertentu.
d. Api digunakan sebagai senjata untuk mengusir binatang buas.
e. Api dapat dijadikan sumber penerangan.
f. Api dapat digunakan untuk membuka lahan pertanian dengan cara slash and burn ( menebang pohon di hutan kemudian membakarnya untuk dijadikan tanah garapan.
Demikian sekilas informasi tentang bagaimana manusia purba pada zaman dahulu mengenal dan memanfaatkan api. Semoga kita mampu mengambil manfaat dari kehidupan pada zaman dahulu.
Read more...
- Featured Post 1 with Small Thumbnail
- Featured Post 2 with Small Thumbnail
- Featured Post 3 with Small Thumbnail
- Featured Post 4 with Small Thumbnail
Bung Karno
Sang Proklamator Kemerdekan Negara Republik Indonesia
Soekarno
REvolusi Belum Selesai
Raja Soefa Leöe Amanoeban
Raja Soefa Leöe Amanoeban Punya kursi roda Niki Niki di Timor Barat
Okomama
salat satu budaya yang menjadi alat komonikasi lisan dalam kehidupan masyarakat adat Timor Dawan
Wednesday, August 15, 2018
Sunday, April 15, 2018
Sejarah Masuknya Islam Ke Nusantara
Sejarah Masuknya Islam
ke Indonesia Rangkuman Lengkap
Seperti yang kita
ketahui, Indonesia adalah negara dengan mayoritas penduduknya merupakan
penganut agama Islam. Berdasarkan sensus penduduk yang dilakukan pemerintah
pada tahun 2010, jumlah umat Islam di Indonesia yaitu lebih dari 200 juta
orang. Tentu kita sebagai orang Indonesia yang beragama Islam harus tau
mengenai sejarah masuknya agama Islam di Indonesia. Oleh sebab itu, penulis
pada kesempatan kali ini akan mengulas mengenai Sejarah Masuknya Islam
ke Indonesia.
Banyaknya umat Islam yang ada di Indonesia tentu tidak muncul
dengan sendirinya, tetapi melalui sejarah yang panjang dan perkembangan yang
begitu lama. Sub tema yang akan kita bahas mengenai artikel sejarah masuknya
Islam ke Indonesia meliputi : teori, proses, jalur masuk, persebaran dan bukti
masuknya Islam ke Indonesia. Pembahasan kali ini merupakan rangkuman dari
beberapa sumber buku yang berkaitan dengan sejarah masuknya Islam di Indonesia.
Sejarah Masuknya Islam
di Indonesia
Kapan sebenarnya agama
Islam masuk ke wilayah Indonesia? banyak sekali para ahli sejarah yang berusaha
untuk menguak misteri mengenai waktu yang benar masuknya Islam di Indonesia.
Perbedaan pendapat mengenai hal tahun masuknya agama Islam pun tidak dapat dihindarkan,
para ahli memiliki pendapat dan bukti yang kuat untuk mempertahankan
argumennya. Berikut ini beberapa pendapat mengenai kapan masuknya Islam di
Indonesia.
1. Masuknya Agama
Islam ke Indonesia pada Abad ke 7
Sejarah masuknya Islam ke
Indonesia pada abad ke 7 merupakan salah satu pendapat dari para ahli
berdasarkan beberapa bukti yang berhasil ditemukan. Berdasarkan berita dari
para pedagang Arab, ternyata pada abad ke 7 mereka sudah menjalin hubungan
perdagangan di wilayah Nusantara. Meraka menjalin hubungan dagang dengan
kerajaan di Sumatera yang telah berdiri pada abad tersebut yakni Kerajaan
Sriwijaya.
Selain itu, mereka
berpendapat bahwa daerah di Sumatera Utara atau saat itu merupakan wilayah yang
kemudian menjadi Kerajaan Samudra Pasai merupakan pintu gerbang bagi para
pedagang dari Arab. Bukti mengenai sejarah masuknya Islam ke Indonesia pada
abad ke 7 juga berasal dari berita Cina / Tiongkok. Dalam berita tersebut
dijelaskan bahwa orang-orang dari bangsa Persia dan Arab melakukan serangan
terhadap pemerintahan Ratu Sima yang berlangsung pada Kerajaan Kaling pada
tahun 674 M.
2. Masuknya Agama
Islam ke Indonesia pada Abad ke 11
Selain abad ke 7, para
ahli sejarah juga berpendapat bahwa masuknya Islam ke Indonesia terjadi pada
abad ke 11. Pendapat tersebut berdasarkan bukti yang berhasil ditemukan yaitu
sebuah batu nisan bersejarah di Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Batu nisan
tersebut merupakan batu nisan dari Fatimah Binti Maimun. Angka tahun yang
tercantum pada batu nisan tersebut yaitu tahun 1082 M.
3. Masuknya Agama
Islam ke Indonesia pada Abad ke 13
Pendapat dari para ahli
mengenai kapan sejarah masuknya Islam ke Indonesia yang ke 3 yakni terjadi pada
abad ke 11. Bukti yang menjadi dasar agama Islam masuk ke Indonesia pada abad
tersebut meliputi : berita dari Marcopolo, runtuhnya Dinasti Abassiah pada
tahun 1258, berita dari Ibnu Batutah tahun 1345, dan peninggalan batu nisan
dari Sultan Malik As Saleh (Kerajaan Samudra Pasai). Itulah ketiga pendapat terkait
kapan sejarah masuknya Islam di Indonesia yang perlu kita ketahui.
Teori Masuknya Islam
ke Indonesia
Sejarah Masuknya Islam ke
Indonesia tidak terlepas dari teori-teori yang mendukungnya. Berikut ini
pendapat dari beberapa tokoh terkait dengan Teori Masuknya Islam ke Indonesia.
1. Teori Gujarat
Teori Gujarat merupakan
pendapat dari tokoh yang bernama J Pijnapel dan Snouck Hurgronje. Mereka
berpendapat bahwa sejarah masuknya Islam ke Indonesia terjadi pada abad ke 13,
agama Islam yang ada di Nusantara berasal dari Gujarat, India. Teori Gujarat dikuatkan
dari bukti yang berhasil ditemukan yaitu batu nisan Malik As Saleh. Selain itu,
teori ini dikuatkan dengan miripnya ajaran agama Islam di Indonesia dengan
Islam di Asia Selatan yakni ajaran Tasawuf.
2. Teori Persia
Pelopor teori ini bernama
Hoessein Djajadiningrat, ia berpendapat bahwa sejarah masuknya Islam ke
Indonesia merupakan berasal dari Persia. Orang-orang persia berdatangan ke
Nusantara untuk melakukan perdagangan sekaligus menyebarkan agama Islam.
Masuknya para pedagang Persia untuk menyebarkan pengaruh agama Islam tersebut
terjadi pada abad ke 12. Bukti yang menjadi dasar dalam teori persia adalah
adanya keberadaan aliran Syiah saat awal-awal Islam masuk ke Indonesia. Selain
itu, terdapat kesamaan tradisi dan budaya Islam di Indonesia dan Persia,
contohnya tradisi peringatan 10 Muharam.
3. Teori Makkah / Arab
Pada teori ini dijelaskan bahwa sejarah masuknya Islam ke
Indonesia berasal dari Makkah dan Madinah. Dalam teori ini dijelaskan bahwa
Islam masuk ke wilayah Indonesia terjadi pada abad ke 7 M. Dasar / bukti yang
menguatkan Teori Makkah yaitu adanya perkampungan Islam yang terdapat di
Sumatera Utara, tepatnya di Pantai Barus atau lebih dikenal dengan Bandar
Khalifah. Bukti mengenai perkampungan tersebut berasal dari berita Cina yang
dibuat oleh Chu Fan Chi. Orang-orang dari Arab tersebut selain melakukan
perdagangan juga menyebarkan agama Islam, kemudian mereka membuat perkampungan
Islam di daerah tersebut.
Sumber Sejarah
Masuknya Islam ke Nusantara
Sumber sejarah masuknya
Islam ke Indonesia dapat kita ketahui dari 2 sumber yaitu sumber Internal
(sumber dari dalam negeri) dan Eksternal (sumber dari luar negeri). Berikut ini
penjelasan dari kedua sumber sejarah tersebut.
1. Sumber Internal
Masuknya Islam ke Indonesia
Sumber dari dalam negeri
terkait dengan sejarah masuknya Islam ke Indonesia berupa bukti-bukti yang
berhasil ditemukan. Berikut ini bukti mengenai masuknya Islam ke Indonesia,
antara lain :
- Bukti berupa Makam dari Sultan
Malik As Saleh yang ber-angka tahun 1297
- Bukti berupa Batu Nisan dari
Fatimah Binti Maimun yang ditemukan di Gresik dengan tulisan Arab,
berangka tahun 1028.
- Bukti ke tiga yaitu berupa Makam
dari Syeh Ibrahim.
2. Sumber Eksternal
Masuknya Islam ke Indonesia
Sumber dari luar mengenai
sejarah masuknya Islam ke Indonesia yaitu berupa beberapa bukti berita meliputi
: berita Cina, Eropa, India, dan Arab. Berikut ini sedikit penjelasan mengenai
berita-berita tersebut.
- Berita dari Cina : Berita dari
cina berisi mengenai sudah adanya para pedagang Islam di daerah Pantura
(pantai utara) Jawa pada abad ke 14 Masehi. Berita ini merupakan catatan
dari sekertaris laksamana Cheng Ho yang pernah mengelilingi dunia.
- Berita dari Eropa : Berita ini
berasal dari catatan orang Eropa yang pernah singgah di Nusantara pada
tahun 1929 yakni bernama Marcopolo. Ia pernah singgah di Kerajaan Perlak
dan menemukan perkampungan dengan penduduk penganut agama Islam.
- Berita dari India : Dalam berita
ini dijelaskan bahwa orang-orang Islam dari Gujarat, India mereka menjalin
hubungan perdagangan di Nusantara. Selain melakukan perdagangan, mereka
juga menyebarkan agama Islam.
- Berita dari Arab : Dalam berita
ini dijelaskan bahwa sejarah masuknya Islam ke Indonesia terjadi pada abad
ke 7 Masehi atau tepatnya pada masa Kerajaan Sriwijaya di Sumatera. Hal
ini dibuktikan dari adanya kampung muslim di daerah tersebut.
Sejarah Penyebaran
Islam di Indonesia
Siapa yang menyebarkan
agama Islam di Indonesia? tokoh-tokoh penyebar agama Islam di Indonesia adalah
para pedagang yang berasal dari Arab. Penyebaran Islam di Indonesia yang
dilakukan oleh pedagang Arab tersebut dibantu oleh para pedagang dari India dan
Persia. Kapan masuknya Islam di Indonesia? Agama Islam mulai masuk ke Indonesia
pada abad ke 7 Masehi. Pada saat itu hanya sebagian penduduk yang mau bersedia
menganut agama Islam. Hal ini karena penduduk masih berada dalam kekuasaan
kerajaan Hindu atau pun kerajaan Budha.
Penyebaran Islam di
Indonesia berlangsung selama 6 abad, yakni dari abad ke 7 Masehi sampai abad ke
13 Masehi. Para pedagang dari luar tersebut menyebarkan agama Islam di
daerah-daerah tempat mereka melakukan transaksi perdagangan atau daerah tepi
pantai.
Setelah kerajaan-kerajaan
Hindu dan Budha mulai runtuh, antara lain kerajaan Sriwijaya dan kerajaan
Majapahit. Agama Islam kemudian menyebar secara luas di Nusantara, ditambah
lagi bermunculan kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam di Nusantara seperti
Kerajaan Samudra Pasai, Malaka, Demak, dll. Melalui kerajaan Islam tersebut
agama Islam semakin berkembang pesat dan tidak hanya dianut oleh penduduk yang
berada di pesisir pantau, tetapi menyebar sampai ke pelosok / pedalaman.
Saluran Penyebaran
Islam di Indonesia
Pada perkembangannya,
proses sejarah masuknya Islam di Indonesia dilalui secara damai dan dapat
menyatu dengan adat istiadat yang sudah ada di dalam masyarakat. Penyebaran
Islam di Indonesia melalui beberapa saluran, meliputi : perdagangan, kesenian,
perkawinan dan pendidikan. Berikut ini penjelasannya..
1. Perdagangan
Seperti yang kita
ketahui, saat itu Indonesia merupakan surganya para pencari rempah-rempah bagi
para pedagang-pedagang dari luar. Dari perdagangan tersebut terdapat pedagang
muslim baik dari Arab maupun dari India. Selain melakukan perdagangan, mereka juga
menyebarkan agama Islam sehingga muslim di Nusantara semakin banyak dan
kemudian membentuk sebuah perkampungan muslim. Dari hal tersebut, perdagangan
merupakan salah satu faktor penting yang menyebabkan masuknya Islam di
Indonesia pada saat itu.
2. Kesenian
Salah satu contoh
kesenian penting yang menyebabkan cepat berkembang dan masuknya Islam di
Indonesia adalah kesenian Wayang. Pada saat itu, Sunan Kalijaga menyebarkan
agama Islam dengan bantuan kesenian Wayang. Ia mengadakan pementasan wayang dan
sekaligus sebagai tempat untuk berdakwah agama Islam atau lebih tepatnya
mengenalkan agama Islam ke Masyarakat.
3. Perkawinan
Para pedagang muslim yang
singgah di Nusantara membutuhkan beberapa bulan untuk kembali ke daerahnya, hal
ini dikarenakan saat itu mereka menggunakan kapal dengan bantuan arah angin
sehingga menunggu arah angin yang tepat untuk kembali. Dari sini kita dapat
menganalisis bahwa beberapa pedagang melakukan perkawinan dengan penduduk
pribumi sehingga masuknya Islam di Indonesia semakin berkembang pesat.
4. Pendidikan
Perkembangan Islam
semakin cepat karena fasilitas pendidikan berupa pesantren mulai dibentuk. Para
santri yang berhasil lulus di pesantren tersebut kemudian kembali ke daerah
asalnya dan menyebarkan agama Islam.
Alasan Agama Islam
Mudah Diterima Masyarakat Indonesia
Proses penyebaran Islam
yang berlangsung di Indonesia (Nusantara saat itu) terjadi sangat cepat. Hal
ini disebabkan karena beberapa faktor, meliputi:
- Pertama, syarat masuk Islam sangat
mudah, yaitu dengan mengucapkan kalimat syahadat.
- Kedua, pelaksanaan ibadah sangat
sederhana dan tanpa mengeluarkan biaya.
- Ketiga, aturan dalam agama islam
sifatnya tidak memaksa.
- Keempat, agama islam tidak
mengenal sistem kasta pada penganutnya, jadi kedudukan semua orang sejajar
atau sama rata.
- Kelima, penyebaran agama Islam di
Indonesia dilakukan dengan cara damai.
- Keenam, runtuhnya kerajaan besar
saat itu yang menganut agama Hindu-Budha yakni kerajaan Majapahit.
Demikian pembahasan
mengenai Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia Lengkap, semoga dapat
bermanfaat dan menambah wawasan kita. Baca juga artikel sejarah menarik
lainnya, Terimakasih
Share ke teman kamu :D
By : Tanel Nokas
Tuesday, March 6, 2018
Lahirnya Agama Hindu dan Buddha
Lahirnya Agama Hindu dan Buddha
Lahirnya
Agama Hindu
Pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan Hindu
di India berkaitan dengan sistem kepercayaan bangsa Arya yang masuk ke India
pada 1500 SM. Kebudayaan Arya berkembang di Lembah Sungai Indus India. Bangsa
Arya mengembangkan system kepercayaan dan sistem kemasyarakatan yang
sesuai dengan tradisi yang dimilikinya. Sistem kepercayaan itu berupa
penyembahan terhadap banyak dewa yang dipimpin oleh golongan pendeta atau
Brahmana. Keyakinan bangsa Arya terhadap kepemimpinan kaum Brahmana dalam
melakukan upacara ini melahirkan kepercayaan terhadap Brahmanisme. Selanjutnya,
golongan ini juga menulis ajaran mereka dalam kitab-kitab suci yang menjadi
standar pelaksanaan upacara-upacara keagamaan. Kitab suci agama Hindu disebut
Weda (Veda), artinya pengetahuan tentang agama. Sanusi Pane dalam bukunya
Sejarah Indonesia menjelaskan tentang Weda terdiri dari 4 buah kitab, yaitu:
Ø
Rigweda. Rigweda adalah kitab yang berisi tentang ajaran-ajaran
Hindu. Rigweda merupakan kitab yang tertua dan kemungkinan muncul pada waktu
bangsa Arya masih berada di daerah Punjab.
Ø
Samaweda. Samaweda adalah kitab yang berisi nyanyian-nyanyian
pujaan yang wajib dilakukan ketika upacara agama.
Ø
Yajurweda. Yajurweda adalah kitab yang berisi dosa-doa yang
dibacakan ketika diselenggarakan upacara agama. Munculnya kitab ini
diperkirakan ketika bangsa Arya mengusai daerah Gangga Tengah.
Ø
Atharwaweda. Atharwaweda adalah kitab yang berisi doa-doa untuk
menyembuhkan penyakit, doa untuk memerangi raksasa. Doa-doa atau mantera pada
kitab ini muncul setelah bangsa Arya berhasil menguasai daerah Gangga Hilir.
Agama Hindu bersifat Politheisme, yaitu
percaya terhadap banyak dewa yang masing-masing dewa memiliki peranan dalam
kehidupan masyarakat. Ada tiga dewa utama dalam agama Hindu yang disebut
Trimurti terdiri dari Dewa Brahma (dewa pencipta), Dewa Wisnu (dewa pelindung),
dan Dewa Siwa (dewa perusak). Sistem kemasyarakatan yang dikembangkan oleh
bangsa Arya adalah sistem kasta. Sistem kasta mengatur hubungan sosial bangsa
Arya dengan bangsa-bangsa yang ditaklukkannya. Sistem ini membedakan masyarakat
berdasarkan fungsinya. Golongan Brahmana (pendeta) menduduki golongan pertama.
Kesatria (bangsawan, prajurit) menduduki golongan kedua. Waisya (pedagang dan
petani) menduduki golongan ketiga, sedangkan Sudra (rakyat biasa) menduduki
golongan terendah atau golongan keempat. Sistem kepercayaan dan kasta menjadi
dasar terbentuknya kepercayaan terhadap Hinduisme. Penggolongan seperti inilah
yang disebut caturwarna.
Lahirnya Agama
Buddha
Agama Buddha lahir sekitar abad ke-5 SM. Agama
ini lahir sebagai reaksi terhadap agama Hindu terutama karena keberadaan kasta.
Pembawa agama Buddha adalah Sidharta Gautama (563-486 SM), seorang putra dari
Raja Suddhodana dari Kerajaan Kosala di Kapilawastu. Untuk mencari pencerahan
hidup, ia meninggalkan Istana Kapilawastu dan menuju ke tengah hutan di Bodh
Gaya. Ia bertapa di bawah pohon (semacam pohon beringin) dan akhirnya
mendapatkan bodhi, yaitu semacam penerangan atau kesadaran yang sempurna. Pohon
itu kemudian dikenal dengan pohon bodhi. Sejak saat itu, Sidharta Gautama
dikenal sebagai Sang Buddha, artinya yang disinari. Peristiwa ini terjadi pada
tahun 531 SM. Usia Sidharta waktu itu kurang lebih 35 tahun. Wejangan yang
pertama disampaikan di Taman Rusa di Desa Sarnath.
Dalam ajaran Buddha manusia akan lahir
berkali-kali (reinkarnasi). Hidup adalah samsara, menderita, dan tidak
menyenangkan. Menurut ajaran Buddha, hidup manusia adalah menderita, disebabkan
karena adanya tresna atau cinta, yaitu cinta (hasrat/nafsu) akan kehidupan.
Penderitaan dapat dihentikan, caranya adalah dengan menindas tresna melalui
delapan jalan (astawida), yakni pemandangan (ajaran) yang benar, niat
atau sikap yang benar, perkataan yang benar, tingkah laku yang benar,
penghidupan (mata pencaharian) yang benar, usaha yang benar, perhatian yang
benar, dan semadi yang benar.
Teori masuknya Pengaruh Agama Hindu-Budha di Nusantara
Teori masuknya
Pengaruh Agama Hindu-Budha di Nusantara
Masuknya agama dan kebudayaan Hindu Budha di Indonesia pada masa lampau telah banyak mempengaruhi
berbagai aspek kehidupan masyarakat nusantara. Kendati demikian, kisah tentang
bagaimana proses masuknya agama dan kebudayaan ini di masa lampau masih menjadi
misteri. Dugaan-dugaan yang diutarakan para ahli tentang teori masuknya Hindu Budha ke
Indonesia berdasarkan
bukti-bukti yang ditemukannya masing-masing juga ada banyak sekali. Berikut ini
dugaan dan teori-teori tersebut seperti kami kutip dari buku Pengetahuan Sosial
Sejarah terbitan PT Tiga Serangkai tahun 2011.
Teori
masuknya Hindu Budha ke Indonesia yang
dikemukakan para ahli sejarah umumnya terbagi menjadi 2 pendapat.
- Pendapat pertama menyebutkan
bahwa dalam proses masuknya kedua agama ini, bangsa Indonesia hanya
berperan pasif. Bangsa Indonesia dianggap hanya sekedar menerima budaya
dan agama dari India. Ada 3 teori yang menyokong pendapat ini yaitu teori
Brahmana, teori Waisya, dan teori Ksatria.
- Pendapat kedua menyebutkan
bahwa banga Indonesia juga bersifat aktif dalam proses penerimaan agama
dan kebudayaan Hindu Budha. Dua teori yang menyokong pendapat ini adalah
teori arus balik dan teori Sudra.
Teori-teori tersebut antara lain
sebagai beikut;
1. Teori Brahmana oleh
Jc.Van Leur
Teori Brahmana adalah teori yang
menyatakan bahwa masuknya Hindu Budha ke Indonesia dibawa oleh para Brahmana
atau golongan pemuka agama di India. Teori ini dilandaskan pada
prasasti-prasasti peninggalan kerajaan Hindu Budha di Indonesia pada masa
lampau yang hampir semuanya menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Saksekerta. Di
India, aksara dan bahasa ini hanya dikuasai oleh golongan Brahmana.
Selain itu, teori masuknya Hindu Budha ke
Indonesia karena peran
serta golongan Brahmana juga didukung oleh kebiasaan ajaran Hindu. Seperti
diketahui bahwa ajaran Hindu yang utuh dan benar hanya boleh dipahami oleh para
Brahmana. Pada masa itu, hanya orang-orang golongan Brahmana-lah yang dianggap
berhak menyebarkan ajaran Hindu. Para Brahmana diundang ke Nusantara oleh para
kepala suku untuk menyebarkan ajarannya pada masyarakatnya yang masih memiliki
kepercayaan animisme dan dinamisme.
2. Teori Waisya oleh NJ. Krom
Teori Waisya menyatakan bahwa
terjadinya penyebaran agama Hindu Budha di Indonesia adalah berkat peran serta
golongan Waisya (pedagang) yang merupakan golongan terbesar masyarakat India
yang berinteraksi dengan masyarakat nusantara. Dalam teori ini, para pedagang
India dianggap telah memperkenalkan kebudayaan Hindu dan Budha pada masyarakat
lokal ketika mereka melakukan aktivitas perdagangan.
Karena pada saat itu pelayaran
sangat bergantung pada musim angin, maka dalam beberapa waktu mereka akan
menetap di kepulauan Nusantara hingga angin laut yang akan membawa mereka
kembali ke India berhembus. Selama menetap, para pedagang India ini juga
melakukan dakwahnya pada masyarakat lokal Indonesia.
3. Teori Ksatria oleh
C.C. Berg, Mookerji, dan J.L. Moens
Dalam teori Ksatria, penyebaran
agama dan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia pada masa lalu dilakukan oleh
golongan ksatria. Menurut teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia satu ini, sejarah penyebaran Hindu Budha di kepulauan
nusantara tidak bisa dilepaskan dari sejarah kebudayaan India pada periode yang
sama. Seperti diketahui bahwa di awal abad ke 2 Masehi, kerajaan-kerajaan di
India mengalami keruntuhan karena perebutan kekuasaan. Penguasa-penguasa dari
golongan ksatria di kerajaan-kerajaan yang kalah perang pada masa itu dianggap
melarikan diri ke Nusantara. Di Indonesia mereka kemudian mendirikan koloni dan
kerajaan-kerajaan barunya yang bercorak Hindu dan Budha. Dalam perkembangannya,
mereka pun kemudian menyebarkan ajaran dan kebudayaan kedua agama tersebut pada
masyarakat lokal di nusantara.
4. Teori Arus Balik
(Nasional) oleh F.D.K Bosch
Teori arus balik menjelaskan bahwa
penyebaran Hindu Budha di Indonesia terjadi karena peran aktif masyarakat
Indonesia di masa silam. Menurut Bosch, pengenalan Hindu Budha pertama kali
memang dibawa oleh orang-orang India. Mereka menyebarkan ajaran ini pada
segelintir orang, hingga pada akhirnya orang-orang tersebut tertarik untuk
mempelajari kedua agama ini secara langsung dari negeri asalnya, India. Mereka
berangkat dan menimba ilmu di sana dan sekembalinya ke Indonesia, mereka
kemudian mengajarkan apa yang diperolehnya pada masyarakat Nusantara lainnya.
5. Teori Sudra oleh
van Faber
Teori Sudra menjelaskan bahwa
penyebaran agama dan kebudayaan Hindu Budha di Indonesia diawali oleh para kaum
sudra atau budak yang bermigrasi ke wilayah Nusantara. Mereka menetap dan
menyebarkan ajaran agama mereka pada masyarakat pribumi hingga terjadilah
perkembangan yang signifikan terhadap arah kepercayaan mereka yang awalnya
animisme dan dinamisme menjadi percaya pada ajaran Hindu dan Budha.
Nah, demikianlah beberapa teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia beserta bukti-bukti sejarahnya. Dari kelima teori tersebut, teori Brahmana yang dikemukakan oleh Jc.Van Leur dianggap sebagai teori terkuat karena ditunjang oleh bukti-bukti yang nyata. Demikian semoga bermanfaat.
Nah, demikianlah beberapa teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia beserta bukti-bukti sejarahnya. Dari kelima teori tersebut, teori Brahmana yang dikemukakan oleh Jc.Van Leur dianggap sebagai teori terkuat karena ditunjang oleh bukti-bukti yang nyata. Demikian semoga bermanfaat.
Subscribe to:
Posts (Atom)